Benito Mussolini Mendeklarasikan Diri Sebagai Diktator Italia
Ditulis oleh: Rizky Jaramaya
JAKARTA -- Pemimpin Fasis Italia, Benito Mussolini tidak menjadi diktator rezim totaliter dalam semalam. Selama beberapa tahun, ia dan sekutu-sekutunya bekerja kurang lebih sesuai dengan batasan konstitusi Italia untuk memperoleh kekuasaan, mengikis lembaga-lembaga demokrasi hingga tiba saatnya lembaga-lembaga tersebut dibubarkan sepenuhnya.
Pada 3 Januari 1925, dalam pidato di depan parlemen Italia, Mussolini menegaskan haknya atas kekuasaan tertinggi dan secara efektif menjadi diktator Italia. Mussolini pernah menjadi guru sekolah dan seorang sosialis yang diakui, tetapi setelah Perang Dunia Pertama, ia menjadi pemimpin gerakan Fasis yang baru lahir.
Seperti sebagian besar negara Eropa, Italia dilanda gejolak sosial setelah perang, dimana kelompok paramiliter dan geng jalanan sering kali berselisih mengenai visi mereka untuk membentuk tatanan politik baru. Orang kepercayaan Mussolini membentuk kelompok paramiliter Fasis, yang dikenal sebagai Blackshirts atau squadristi, dan mereka menyadari bahwa ketakutan pemerintah terhadap revolusi komunis memungkinkan mereka beroperasi tanpa campur tangan negara.
Pada 1921, Mussolini terpilih menjadi anggota parlemen sebagai pemimpin Partai Fasis Nasional yang sedang berkembang. Setelah Mussolini terpilih, kelompok Blackshirts bersenjata berbaris ke Roma, menuntut raja mengangkat Mussolini sebagai perdana menteri.
Ketika itu, Raja Victor Emmanuel III mengabaikan permohonan Perdana Menteri Luigi Facta agar ia mengumumkan darurat militer. Hal ini menyebabkan pengunduran diri Facta, dan Emmanuel meminta Mussolini untuk membentuk pemerintahan baru. Kaum Fasis dan sekutu moderatnya mulai membongkar institusi demokrasi Italia. Mussolini diproklamasikan sebagai diktator. Dia menggabungkan partainya dan sayap paramiliternya dengan negara dan militer resmi.
Mussolini juga menjalankan program privatisasi dan undang-undang anti serikat pekerja untuk meyakinkan para industrialis dan bangsawan bahwa fasisme akan melindungi mereka dari sosialisme. Terlepas dari reformasi ini, banyak kaum Fasis yang merasa Mussolini bergerak terlalu lambat.
Pada 1924, para pembunuh yang memiliki hubungan dengan Mussolini membunuh pemimpin sosialis Giacomo Matteotti, sehingga menyebabkan sebagian besar oposisi di parlemen memboikot badan legislatif Mussolini. Kaum Fasis merasa bahwa saatnya telah tiba. Pada 31 Desember 1924, mereka mengeluarkan ultimatum kepada Mussolini. Tiga hari kemudian, dia berpidato di depan anggota parlemen lainnya.
"Saya, dan saya sendiri, memikul tanggung jawab politik, moral, dan sejarah atas semua yang telah terjadi," ujar Mussolini yang secara tidak langsung merujuk pada pembunuhan Matteotti.
Pernyataan Mussolini itu menunjukkan bahwa dia menantang jaksa dan lembaga demokrasi Italia lainnya, termasuk raja. Oleh karena itu, sejak tahun 1925 dan seterusnya, Mussolini dapat bertindak secara terbuka sebagai seorang diktator, dan menyebut dirinya sebagai Il Duce. Dia menggabungkan negara dan Partai Fasis. Penindasan dan kebrutalan terjadi selama dua dekade, yang berpuncak pada aliansi Mussolini dengan Nazi Jerman dan Perang Dunia Kedua.