Iran: Kematian Wakil Pemimpin Hamas Bisa Picu Gelombang Perlawanan
Ditulis oleh Esthi Maharani
TEHERAN – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani memperingatkan terbunuhnya wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri akan menciptakan gelombang perlawanan. Bahkan, gelombang tersebut kemungkinan tak hanya terjadi di Palestina tetapi juga di kawasan Timur Tengah.
"Terbunuhnya Arouri) pasti akan menciptakan gelombang perlawanan dan motivasi untuk melawan pendudukan Zionis, tidak hanya di Palestina, tapi juga di wilayah tersebut,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani, Selasa (2/1/2024), dikutip laman Middle East Monitor.
Israel yang terus melakukan serangan ke Beirut, Lebanon memperrlihatkan bahwa fondasi rezim Zionis didasarkan pada teror dan kejahatan. “(Pembunuhan Aurori) adalah akibat dari ketidakberdayaan dan kekalahan besar (Israel) melawan kelompok perlawanan Palestina,” ucapnya.
Kanaani juga mengingatkan bahwa serangan Israel ke Beirut merupakan pelanggaran kedaulatan dan integritas wilayah Lebanon. Dia meminta Dewan Keamanan PBB segera mengambil tindakan terkait aksi Israel tersebut.
Arouri terbunuh dalam serangan drone Israel ke kantor Hamas di Mecherfeh di Beirut selatan, Lebanon, Selasa lalu. Setidaknya enam orang tewas dalam serangan itu. Hamas mengonfirmasi kematian Arouri. Hamas mengungkapkan dua komandan sayap militer mereka, yakni Brigade Al-Qassam, turut terbunuh dalam kejadian itu.
Arouri menjadi pemimpin Hamas paling senior yang dibunuh Israel sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023. Menyusul kematian Arouri, Hamas dilaporkan telah membekukan pembicaraan tentang gencatan senjata di Israel.
“Hamas mengatakan kepada mediator tentang keputusannya untuk membekukan semua diskusi mengenai gencatan senjata di Gaza atau pertukaran sandera dengan Israel,” kata seorang sumber Palestina, Selasa kemarin.