Awak Kabin Maskapai Qantas Dikritik Karena Pakai Lencana Bendera Palestina
Ditulis oleh Rizky Jaramaya
JAKARTA -- Pramugari maskapai penerbangan Australia, Qantas, menghadapi kritik dan seruan pemecatan setelah mengenakan lencana bendera Palestina. Pramugari itu memakai lencana bendera Palestina selama penerbangan dari Melbourne ke Hobart, Tasmania.
Menurut Sky News, para penumpang menyatakan ketidakpuasan mereka terhadap awak kabin yang memasang lencana Palestina di seragam mereka.Ketua Eksekutif Asosiasi Yahudi Australia, Robert Gregory, mengkritik lencana tersebut sebagai tindakan yang memecah belah. Dia menekankan bahwa aktivisme politik tidak memiliki tempat di pesawat terbang.
“Aktivisme politik tidak pantas dilakukan dalam olahraga, tidak pantas dilakukan di teater, dan tidak pantas dilakukan di dalam pesawat terbang ketika warga Australia berangkat untuk menikmati liburan mereka. Semua warga Australia harus merasa aman saat terbang," ujar Gregory.
“Jika pegawai diketahui menggunakan perannya untuk aktivisme politik sementara penumpang pada dasarnya disandera di udara, mereka harus diberhentikan. Insiden-insiden ini tidak terjadi sendirian dan manajemen Qantas harus mengatasi aktivisme politik yang memecah belah yang berasal dari staf mereka,” kata Gregory menambahkan.
Seorang penumpang dalam penerbangan tersebut, Harrison Grafanakis diam-diam mengambil foto awak kabin yang mengenakan lencana Palestina tersebut dan mengunggahnya di media sosial. Dia mengaku merasa terintimidasi dengan kehadiran lencana tersebut.
“Jika para pegawai diketahui menggunakan peran mereka untuk aktivisme politik sementara para penumpang pada dasarnya disandera di udara, mereka harus diberhentikan," ujar Grafanakis.
“Insiden-insiden ini tidak terjadi sendirian dan manajemen Qantas harus mengatasi aktivisme politik yang memecah belah yang berasal dari staf mereka," kata Grafanakis menambahkan.
Sementara itu, pengguna media sosial telah menyatakan kemarahannya atas seruan agar awak kabin itu dipecat. Para warganet mendesak Qantas agar tidak memecat staf tersebut.
“Jika Qantas menyerah pada kediktatoran sampah dan pemecatan staf karena mendukung Palestina, mereka mungkin juga menolak tiket untuk penumpang yang mendukung #PalestinianFreedom karena kami tidak akan terbang bersama mereka,” ujar seorang warganet di platform media sosial X.
Sebagai tanggapan, Qantas mengatakan, karyawan perusahaan tidak diperbolehkan untuk menggunakan lencana tidak resmi. Prioritas perusahaan adalah menciptakan lingkungan yang aman dan terhormat bagi pelanggan dan seluruh karyawan. Maskapai ini lebih lanjut mencatat bahwa mereka akan kembali menegaskan aturan ini kepada semua karyawan.
"Kami memahami ada pandangan yang kuat dan berlawanan mengenai konflik saat ini, namun tidak ada ruang untuk hal ini diungkapkan oleh karyawan kami di tempat kerja," ujar pernyataan Qantas.