Yaman yang tak Bunuh Siapa Pun dan Berusaha Hentikan Genosida di Gaza Malah Diserang
Ditulis oleh Esthi Maharani
NEW YORK – Militer koalisi pimpinan AS melancarkan serangan ke Yaman pada Kamis (11/1/2024) malam. Mereka membidik fasilitas-fasilitas milik kelompok Houthi. Serangan itu dilaksanakan sebagai respons atas serangan Houthi ke kapal-kapal dagang di Laut Merah yang sudah berlangsung sejak pertengahan November tahun lalu.
Juru bicara Houthi mengatakan AS dan Inggris telah melakukan 73 serangan di seluruh antero Yaman. Ada lima orang gugur dan enam orang lainnya terluka. Houthi menegaskan serangan itu tak akan menyurutkan aksi Yaman untuk mendukung Palestina dengan memblokade kapal-kapal komersial ke Israel.
Sejak pertengahan November 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan puluhan serangan rudal dan drone ke kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah. Houthi mengklaim mereka hanya membidik kapal-kapal milik atau menuju pelabuhan Israel. Serangan terhadap kapal-kapal tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perjuangan dan perlawanan Palestina.
Selama ini, serangan Yaman di Laut Merah tidak pernah menimbulkan korban jiwa. Aksi yang dilakukan Yaman hanyalah membuat Israel kesulitan mendapatkan pasokan senjata atau barang-barang pendukung lainnya. Dengan kata lain, Yaman berusaha menghentikan genosida yang dilakukan Israel dan sekutu dengan memblokade kapal yang memasok senjata dan amunisi. Yaman diserang karena berusaha menghentikan genosida di Gaza.
AS dan Inggris mengklaim serangan tidak menargetkan warga sipil. Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron berdalih serangan untuk mengamankan kapal serta menjamin kebebasan navigasi di sepanjang Laut merah.
"UNSC telah menegaskan bahwa Houthi harus menghentikan serangan di Laut Merah," katanya dalam media sosial, X pada Jumat (12/1/2024)
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengungkapkan, dalam serangannya pada Kamis malam, militer negaranya menargetkan fasilitas yang terkait dengan kendaraan udara tak berawak atau drone, rudal balistik dan jelajah, serta kemampuan radar pesisir dan pengawasan udara milik Houthi.
“AS mempertahankan haknya untuk membela diri dan, jika perlu, kami akan mengambil tindakan lanjutan untuk melindungi pasukan AS,” kata Austin. Seorang pejabat AS lainnya menambahkan, negaranya yakin fasilitas-fasilitas yang dibidik dalam serangan pada Kamis malam tidak menampung warga sipil.
“Kami mengincar kemampuan yang sangat spesifik di lokasi yang sangat spesifik dengan amunisi yang presisi,” ucapnya.
Dia pun menekankan bahwa AS siap melancarkan serangan lanjutan jika Houthi belum kehilangan kemampuan untuk menyerang kapal-kapal dagang di Laut Merah. “Jadi ini mungkin bukan keputusan terakhir mengenai topik ini,” ujarnya.