Hamas: Qatar Terburu-buru Sesumbar Soal Gencatan Senjata
Ditulis oleh Esthi Maharani
DOHA – Seorang sumber Hamas membantah pernyataan yang menyebutkan bahwa kelompok perlawanan telah menyepakati proposal gencatan senjata yang disusun Israel, Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.
“Belum ada kesepakatan mengenai kerangka perjanjian tersebut, dan pernyataan Qatar tersebut terburu-buru dan tidak benar,” katanya.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan telah menerima proposal gencatan senjata dari Qatar. Saat ini Hamas dilaporkan masih mendiskusikan proposal tersebut dengan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Gaza.
Sebelumnya, Pemerintah Qatar mengatakan Hamas telah memberikan respons positif awal terkait proposal gencatan senjata yang sudah diajukan kepada mereka. Proposal itu disusun oleh perwakilan Israel, Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) akhir pekan lalu.
“Usulan itu telah disetujui oleh pihak Israel dan sekarang kami mendapat konfirmasi awal yang positif dari pihak Hamas,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari kepada audiensi di sebuah sekolah pascasarjana yang berbasis di Washington, Kamis (1/2/2024), dikutip laman Al Arabiya.
Kendati demikian, Ansari mengakui masih ada jalan sulit yang harus dilewati para pihak. “Kami optimistis karena kedua belah pihak kini menyetujui premis yang akan mengarah pada jeda (pertempuran) berikutnya. Kami berharap dalam beberapa pekan ke depan, kami dapat menyampaikan kabar baik mengenai hal tersebut,” ujarnya.
Pada 24 November hingga 1 Desember 2023, Israel dan Hamas sempat menyepakati gencatan senjata kemanusiaan. Kesepakatan itu tercapai berkat peran mediasi Qatar, Mesir, dan AS. Selama periode gencatan senjata, kedua belah pihak melakukan pertukaran pembebasan tahanan dan sandera. Hamas membebaskan 105 sandera. Mereka terdiri dari 81 warga Israel dan sisanya adalah warga asing. Israel membebaskan 240 tahanan Palestina.