Apa yang Ada dalam Proposal 135 Hari Hamas untuk Gencatan Senjata?
Ditulis oleh Esthi Maharani
GAZA -- Dalam sebuah proposal yang diajukan kepada mediator di Qatar, Hamas telah menguraikan rencana gencatan senjata dengan Israel di Gaza. Proposal itu memberikan harapan genosida bisa segera berakhir setelah berlangsung selama 124 hari atau empat bulan terakhir.
Setidaknya 27.585 orang telah tewas dan 66.978 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Ribuan lainnya telah hilang di bawah puing-puing dan diduga tewas. Kekhawatiran meningkat tentang invasi darat militer ke Rafah, kota terakhir di Jalur Gaza, yang menampung 1,4 juta orang terlantar.
Rencana perdamaian Hamas, yang dianggap "masuk akal dan realistis" telah diajukan sebagai tanggapan atas proposal yang dikirim pekan lalu oleh mediator Qatar dan Mesir yang telah mengadakan negosiasi dengan Israel dan AS.
Dalam rencananya, Hamas telah menyarankan proses gencatan senjata tiga tahap yang akan membuat sandera dan tahanan dibebaskan di kedua belah pihak. Setiap tahap akan berlangsung selama 45 hari, sesuai dengan rencana.
Israel belum menanggapi proposal Hamas, meskipun "rinciannya sedang dievaluasi secara menyeluruh", kata para pejabat. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pejabat tinggi Israel telah berulang kali menyatakan bahwa pasukan Israel tidak akan diperintahkan untuk mundur sampai Hamas "dihancurkan".
Inilah yang Hamas usulkan:
Tahap pertama:
Dalam 45 hari pertama, Hamas mengusulkan untuk membebaskan semua tawanan wanita Israel yang disandera kelompok itu pada 7 Oktober. Tawanan laki-laki di bawah 19 tahun dan yang bukan anggota atau wajib militer untuk angkatan bersenjata Israel, orang tua dan orang sakit juga akan dibebaskan. Tidak jelas berapa banyak dari lebih dari 100 tawanan yang diketahui masih hidup sesuai dengan kategori ini.
Sebagai imbalannya, Hamas ingin Israel membebaskan 1.500 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, termasuk semua wanita, anak-anak dan orang tua. Sekitar 5.200 warga Palestina berada di balik jeruji besi di Israel pada Oktober 2023, di antaranya 33 anak-anak dan 170 wanita.
Di antara tahanan Palestina yang akan dibebaskan, 500 orang haruslah yang saat ini menjalani hukuman seumur hidup dan perpanjangan hukuman lainnya.
Hamas juga meminta setidaknya 500 truk bantuan kemanusiaan dan bahan bakar diizinkan masuk ke Gaza setiap hari. Mereka telah meminta penyediaan 60.000 rumah sementara dan 200.000 tenda dan telah menetapkan bahwa pengungsi Palestina di Gaza harus diizinkan untuk bebas kembali ke rumah mereka, tanpa hambatan, dalam konteks gencatan senjata sementara yang saling menguntungkan. Hamas belum menetapkan dari mana dana untuk rumah dan tenda harus berasal.
Selain itu, kelompok itu ingin semua penyeberangan ke Jalur Gaza dibuka, dan bagi warga Palestina Gaza yang membutuhkan perawatan medis untuk dapat bepergian dengan bebas keluar dari Jalur Gaza. Pada titik ini, tambahnya, pembicaraan seputar persyaratan untuk "gencatan senjata lengkap" dapat dimulai.
Tahap kedua: