Dua tahun Perang, Apa yang Berubah di Rusia?
Meskipun pemberontakan dramatis oleh tentara bayaran Wagner tahun lalu, posisi Putin tampaknya stabil. Dia diperkirakan akan memenangkan masa jabatan presiden enam tahun kelima di Pemilu yang akan digelar Maret mendatang.
Dengan asumsi dia bertahan sampai akhir masa jabatannya, dia akan menjadi pemimpin Rusia terlama sejak tsar, bahkan menyalip Josef Stalin. Dua kandidat yang mencalonkan diri pada platform anti-perang, Yekaterina Duntsova dan Boris Nadezhdin, didiskualifikasi oleh Komisi Pemilihan Pusat meskipun tidak dianggap sebagai pesaing serius melawan Putin.
Perang tentu saja meninggalkan dampak pada masyarakat. Misalnya setelah satu dekade berhasil menurunkan jumlah peminum alkohol, laporan mengenai hal tersebut menjadi lebih sering terdengar bahkan hingga mengganggu kesehatan. Beberapa ahli mengaitkannya dengan konfrontasi geopolitik yang sedang terjadi.
Tetapi secara keseluruhan, hidup terus berjalan. Masih ada konser musik dan pameran, dan pelanggan masih dapat membeli barang-barang asing, seperti Coca-Cola, yang telah dialihkan melalui negara ketiga seperti Uzbekistan. Beberapa orang Rusia bahkan optimistis dengan masa depan meski perang belum juga usai.
"Saya telah mendengar banyak tentang propaganda di Barat. Itu membuat orang idiot," kata Alec yang berusia 51 tahun dari St Petersburg.
"Tapi benar-benar semuanya masih di sini. Anda pikir orang tidak ingin menghasilkan uang? Tidak ada yang berubah kecuali kaum liberal psikopat telah pergi. Apakah kita suka atau tidak, Rusia telah memulai permainan hebatnya, dan itu sangat menarik untuk dilihat. Anda harus berada di sini untuk memahaminya."
Situasi Terakhir di Garis Depan